Rabu, 12 Juni 2013

Synthesizer


Thanks to Elisha Gray to be the first person who was invented an electric musical instrument in 1876. Elisha yang merupakan seorang teknisi elektro tidak sengaja menemukan metode pengaturan suara pada sebuah alat electromagnetic buatannya. Alat ini kemudian berkembang dan melahirkan jenis-jenis instrument elektronik lainnya, salah satunya adalah synthesizer. Synthesizer dapat berupa  keyboard, fingerboards, gitar, violin drum dan perkusi.

Synthesizer menjadi instrument alternatif bagi banyak musisi untuk menghasilkan suara musik yang megah dan sophisticated. Awalnya, di tahun 1970an synthpop mulai terkenal melalui musik-musik instrument karya Jean Mechel Jarre, Larry Fast, dan Vangelis. Synthpop kemudian semakin terkenal di tahun 1976 semenjak release album Berlin Trilogy oleh David Bowie yang dibantu pengerjaannya oleh salah seorang dewa musik ambient, Brian Eno.

Sekarang ini musik synthesizer, synth, atau synthpop tidak asing lagi ditelinga kita. Ada Depeche Mode, The Buggles, The Bird and the Bee, Daft Punk, Imogen Heap sampai musisi-musisi mainstream juga bermain synth pada lagunya. Sebut saja Rihana, Lady Gaga dan masih banyak lagi. Untuk lokal kita pasti sangat akrab dengan musik synthpop ala-ala Pee Wee Gaskins. Synthpop tidak menjadi genre khusus bagi musik itu sendiri. Melainkan sebuah komponen suara electromagnetic yang dapat melahirkan warna musik baru dan segar bagi sebuah karya.

Melihat perkembangan musik dunia yang semakin canggih, dan antusiasme penikmat musik terhadap musik-musik elektronik sekelas Will.i.am dan suara elektronik bervibra seperti Britney Spears, nampaknya chance  synthpop untuk semakin populer cukup besar. Yang pasti synthesizer sudah memiliki pangsa pasarnya sendiri, mainstream ataupun indie, musisi ataupun penikmat musik, mereka selalu mencintai synth. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar